Truth and Love News

Pembinaan Orang Tua

Felicia Kristianti dan Euneke Winarjo

Pembinaan Orang Tua GRII Kebon Jeruk

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpangdari pada jalan itu. – Amsal 22:6 (TB)

Ada tanggung jawab besar yang Tuhan percayakan bagi orang tua saat dititipkan anak untuk dididik, Apa yang bisa orang tua lakukan di masa-masa golden years anak-anak mereka? Seminar Pembinaan Orang Tua diadakan di GRII Kebon Jeruk pada Senin, 17 Juni 2024, dengan tema “Menyampaikan Kebenaran dengan Kasih”. Pada waktu yang sama, diadakan pula acara Activity Day dengan tema “Pilgrim Progress” untuk anak – anak sekolah minggu. Acara ini dihadiri oleh 196 orang dewasa dan 90 anak – anak.

Pembinaan orang tua dipimpin oleh Pdt. Antonius Steven Un, Ph.D, dan dibawakan dalam 2 sesi. Pada sesi pertama, Firman Tuhan dimulai dari Anak-anak begitu penting Mrk 10:13-16, Mzm 127:3-5, dan Mat 18:10, yang menjelaskan bahwa anak adalah anugerah dari Tuhan. Itu adalah suatu hal yang besar dan sangat berarti, dan bukan hal yang merepotkan. Jika kita gagal menyadari hal ini, maka kita telah gagal sebagai orang tua.

Pdt. Antonius Un dengan tajam mengingatkan akan pentingnya pertobatan orang tua, hidup dalam kekudusan, dan betapa setiap orang tua membutuhkan kuasa rohani dari Roh Kudus dalam mendidik anak. Setiap anak adalah orang berdosa, dan terus menerus menguji otoritas dari orang tua. Anak perlu untuk dilahirkan kembali, dibukakan mata rohaninya, dan ditanamkan Kebenaran Firman Tuhan dalam hatinya.

Mengutip Revivalis Charles Finney, Pemberitaan Firman yang didoakan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh dengan air mata adalah bagaikan seorang penabur yang dengan lembut menjatuhkan ke dalam galur benih yang telah direndam dalam air matanya. Orang tua bertugas untuk menggembalakan anak dengan ketulusan hatinya, menuntun mereka dengan kecakapan tangannya. hidup dalam kekudusan dan perenungan Firman Tuhan setiap hari, dan menjadi teladan bagi anak-anak.

Pdt. Antonius Un juga memberikan contoh sederhana yang membantu orang tua dalam mendidik anak, berkomunikasi dari hati ke hati, belajar melihat dunia anak dengan kaca mata mereka. Orang tua perlu mengajar anak – anak secara berulang – ulang, untuk dapat menanamkan Firman Tuhan ke dalam hati anak – anak. Otoritas orang tua akan semakin berkurang saat anak-anak semakin besar, sementara pengaruh akan semakin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa mendidik pada saat golden period menjadi begitu penting.

Pembinaan orang tua ditutup dengan acara Sharing Kelompok, membahas 3 pertanyaan, yaitu kegagalan dalam menyampaikan kebenaran kepada anak dengan kasih, cara menyampaikan kebenaran kepada anak dengan kasih, dan memikirkan 1 poin kebenaran yang akan diajarkan kepada anak-anak setelah mengikuti seminar.

Acara Activity Day dipimpin oleh Vik. Carlos Wiyono. Firman Tuhan disampaikan dengan begitu jelas. Sama seperti seorang duta besar bangsa Indonesia di negara lain, demikianlah orang Kristen menjadi “duta besar” KerajaanAllah di dalam dunia ini. Orang Kristen bukan “warga” dunia ini, tetapi tinggal di dalam dunia dan harus menggarami dunia ini. Pada waktunya nanti, perjalanan orang Kristen akan berakhir ke rumah Bapa di Sorga. Inilah yang menjadi penghiburan dan pengharapan orang Kristen di dunia.

Setelah Firman Tuhan diberitakan, anak – anak dibagi kelompok dan bermain dalam format post-to-post bertemakan “Pilgrim’s Progress”, atau Perjalanan sang Musafir. Permainan post-to-post ini menggambarkan perjalanan orang Kristen di dalam dunia.

Perjalanan dimulai dari City of Destruction, yang menggambarkan dunia yang sedang lenyap dengan keinginannya. Anak – anak pergi dari pos ini, menuju ke Mount of Calvary. Di pos ini, Injil Tuhan diberitakan, bahwa dosa anak – anak telah dihapus melalui pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu Salib. Anak – anak menaruh beban dosa, dan memulai perjalanan pengudusan setelah diselamatkan. Beberapa pos dibuat untuk menggambarkan perjalanan orang Kristen, yaitu Lions of Chains, Full Armor of God, Fight with Appollyon, dan Vanity Fair. Keempat Pos ini menggambarkan penderitaan, kuasa dunia, dan godaan – godaan yang ditawarkan oleh dunia, yang sebetulnya adalah fana.  Setelah melewati semua pos ini, anak – anak tiba di post terakhir, yaitu Celestial City. Inilah akhir perjalanan anak – anak, yang juga adalah titik akhir perjalanan orang Kristen.

Kita patut mengucap syukur para orang tua boleh memiliki kesempatan untuk menggumulkan panggilan mereka sebagai wakil Allah untuk mendidik anak, dan bersyukur untuk Kuasa Roh Kudus dalam menjalani panggilan ini. Kita berdoa agar setiap anak boleh dapat terus dituntun oleh orang tua dalam Kebenaran Firman Tuhan, untuk berjalan bersama dengan Tuhan di dalam dunia sebagai orang Kristen.