Truth and Love News

Kebersamaan Lansia

Avatar photo

Katharina Sie

Rambut Putih Adalah Mahkota yang Indah

Di dalam Kekristenan, Lansia (Lanjut Usia) dipandang sebagai sosok yang berharga dan dihormati. Mengapa? Karena bagi setiap lansia, melalui usianya yang panjang, mereka menghabiskan waktu dengan menukar dan mendapatkan bijaksana dari setiap pengalaman hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, melalui “Kebijaksanaan dari Pengalaman” inilah yang akhirnya menghasilkan suatu penghargaan yang besar nilainya sehingga sulit untuk ditukar dengan apapun. Alkitab juga menulis mengenai penggambaran atas keberhargaan dari orang -orang yang lanjut usia, seperti yang kita temui dalam Amsal 16:31, dikatakan bahwa “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran”.

Pada umumnya, lansia di usianya yang senja ini menjadi orang tua yang mengenal asam dan garam dari kehidupan mereka hari lepas hari. Terkadang pengalaman menyenangkan, tetapi banyak juga mungkin pengalaman yang pahit, bahkan membawa kegetiran di sepanjang hidup mereka yang kadang sulit untuk diceritakan atau diungkapkan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Firman Tuhan mengajar kepada kita untuk tetap menghormati orang tua kita, terlepas dari asal usul, keadaan, dan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka, sekalipun terkadang sulit untuk diterima. Kehormatan kepada orang tua menjadi hal yang sangat penting di dalam konteks relasi baik di dalam maupun di luar keluarga. Hal ini terpatri di salah satu dari kesepuluh perintah Allah yang mana menjadi hukum yang pertama di dalam relasi sesama manusia atau hukum kelima dari keseluruhan sepuluh perintah Allah, yang berbunyi demikian ”Hormatilah ayahmu dan ibumu” (Keluaran 20:12).

Di dalam pandangan Kristen, masa lanjut usia adalah fase kehidupan yang memiliki makna mendalam dan tujuan yang ditentukan oleh Tuhan. Lansia dipanggil untuk menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan, serta menjadi contoh dan sumber inspirasi bagi generasi yang lebih muda. Melalui gembala sidang GRII Kebon Jeruk, bapak Pdt. Antonius Steven Un yang terus menerus mengingatkan kita, bahwa lansia seringkali memiliki kekayaan pengalaman hidup yang disertai dengan kebijaksanaan.

Tuhan menghendaki agar lansia menggunakan kebijaksanaan ini untuk membimbing, mengarahkan, serta mewarisi teladan iman kepada generasi yang lebih muda melalui kesetiaan mereka di dalam mengikut Tuhan. Alkitab juga menegaskan kembali didalam konteks bagaimana lansia di dalam mewarisi teladan iman mereka; “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka” (Ibrani 13:7). Lansia bisa dianggap sebagai pemimpin di dalam komunitas kecil seperti rumah tangga, karena mereka diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk lahir terlebih dahulu dari kita yang lebih muda, sehingga mereka pulalah yang memimpin kita melalui tugas yang Tuhan percayakan kepada mereka dalam membesarkan anak-anak mereka.

Saya pribadi seringkali memikirkan begitu banyak waktu kesendirian dari para orang tua yang sudah lanjut usia, dimana mungkin mereka tidak lagi memiliki tubuh yang bugar seperti pada masa muda mereka dulu. Mungkin di dalam keseharian mereka akan lebih banyak hanya ditemani oleh caregiver atau asisten rumah tangga. Pada saat liburan tiba, tentu anak-anaknya juga memprioritaskan berlibur bersama keluarganya masing masing. Atau mungkin begitu banyak kegiatan dari cucu-cucu mereka yang menyita waktu dan perhatian yang akhirnya, tanpa sengaja anak-anak dari para lansia seolah olah lupa, sehingga jarang sekali bisa mengunjungi bahkan menelpon para orang tua mereka dengan teratur.        

Untuk itu, Gereja Reformed Injili Indonesia, cabang Kebon Jeruk dengan melalui komunitasnya, terpanggil untuk memperhatikan para lansia baik secara fisik melalui acara “Kebersamaan Lansia” ataupun kunjungan rutin yang dilakukan secara fisik ataupun online. Komunitas GRII Kebon Jeruk yang memiliki prinsip pengajaran kebenaran dan kasih yang berjalan seimbang bersama sama dan melalui dua prinsip besar ini juga dipakai untuk kita menghormati orang-orang yang lanjut usia yang menjadi bagian dari komunitas kita serta memperlakukan mereka dengan penuh cinta kasih dan hormat seperti layaknya kita menghormati dan menghargai orang tua kita sendiri.

Pada Jumat, 19 Juli 2024 yang lalu, GRII-Kebon Jeruk mengadakan “Kebersamaan Lansia” dengan tema “Rambut Putih adalah Mahkota yang Indah.” Saya pribadi sangat bersukacita sekaligus terharu melihat para lansia datang berkumpul dengan sangat bersemangat. Kami sangat bersyukur, acara Kebersamaan Lansia ini di hadiri oleh 153 orang, yang mana sekitar 101 opa dan oma hadir secara fisik dan 52 akun yang mengikuti lewat Zoom. Firman Tuhan yang begitu memberkati disampaikan oleh Pdt. Antonius Steven Un. Tanpa rasa malu mereka ikut berpartisipasi di dalam semua acara games yang bervariasi dan yang sangat baik untuk melatih motorik otot, melatih konsentrasi, serta melatih motorik otak dari para lansia. Mereka tertawa lepas dan dengan bersemangat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dalam games dengan berani serta berusaha untuk bekerja sama dengan sesama anggota grup dengan baik. Ketika permainan selesai dan masing -masing grup mendapat hadiah, opa dan oma langsung membuka dan membagi bagikannya dengan teman teman di dalam grup mereka masing-masing.

Saya sempat berbicara dengan beberapa lansia, mereka mengatakan; sangat senang dengan acara kebersaman tersebut dan bahkan meminta untuk lebih sering lagi mengadakan acara kebersamaan seperti itu. Setelah acara games selesai, dilanjutkan dengan persekutuan dengan makan siang bersama. Dan sebelum mereka pulang, panitia membagikan goodie bags yang berisi barang-barang yang berguna untuk dipakai oleh lansia seperti: Vaseline Lotion intensive care, kotak obat harian dan kaos kaki hangat. Mereka senang sekali karena semuanya berguna untuk kebutuhan para opa dan oma. 

Biarlah para lansia menghormati kehidupan yang diberikan Tuhan kepada mereka dengan menghargai setiap tahap kehidupan serta merawat diri secara fisik, mental, rohani, serta tetap aktif di dalam pelayanan jika memungkinkan. Firman Tuhan di dalam Yesaya 46:4 berkata: “Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” Biarlah ini menjadi suatu penghiburan bagi para lansia di dalam menjalani sisa kehidupan yang Tuhan berikan kepada mereka, sehingga mereka dapat menjalaninya dengan terus mengucap syukur, hidup penuh bijaksana, menjadi teladan iman dan terus berpartisipasi di dalam kehidupan gereja dan masyarakat. Tuhan menghendaki para lansia untuk dapat menjalani usia lanjut mereka dengan iman yang teguh, menjadi pendoa-pendoa setia bagi keluarga, gereja, dan lingkungannya. Terus memiliki pengharapan yang kokoh dan kasih yang melimpah, sambil mempersiapkan diri untuk suatu kehidupan yang kekal bersama Tuhan nanti. Kiranya Tuhan memberkati para Lansia.