Truth and Love News

Kebaktian Syukur HUT GRII Kebon Jeruk Ke-15

Avatar photo

Triska Leslinar Zagoto

Telah Tiba Saatnya Tuhan Yesus dimuliakan

“Mulia…mulia… mulia bagi nama-Nya… mulia…mulia… mulia bagi nama-Nya”

Penggalan bait dari pujian yang berjudul Mulia Bagi Nama-Nya oleh B.B McKinney ini bergema dengan begitu indah di Aula Yohanes sebagai lagu pembuka pada Kebaktian Syukur Hari Ulang Tahun GRII Kebon Jeruk ke-15 yang berlangsung pada Minggu, 11 Agustus 2024. Ibadah dan perayaan di tahun ini mengangkat tema “Telah Tiba Saatnya Tuhan Yesus Dimuliakan,” dengan Pdt. Antonius Un, gembala sidang gereja ini, sebagai pembicara.

Beberapa minggu menjelang kebaktian syukur ini, Pdt. Antonius Un secara rutin mengingatkan dan mengundang jemaat untuk berdoa, memohon agar Tuhan membagikan firman-Nya dan menyatakan isi hati-Nya kepada gereja-Nya, kepada jemaat-Nya. Begitu pula, sebelum ibadah dimulai, para hamba Tuhan, penatua, diaken, diakones, pengurus, panitia, dan penatalayan mengadakan doa berlutut bersama.

Seiring dengan latihan lagu pujian, para jemaat pun berdatangan dan disambut dengan sapaan hangat dari para usher, lalu menempati bangku-bangku yang ada di Lt.4 dan Lt.5. Kebaktian gabungan ini mencatat ada sekitar 1015 jemaat dan simpatisan, sementara di Lt.3 dan Lt.2 ibadah sekolah minggu diikuti oleh sekitar 120 orang anak.

Pdt. Antonius Un mengawali khotbah dengan kisah Mitsuo Fuchida, komandan yang memimpin serangan Pearl Harbor, yang tertarik pada kekristenan setelah berusaha mengumpulkan bukti dan saksi atas perlakuan buruk Amerika terhadap tawanan Jepang. Ia bertemu mantan anak buahnya yang pernah menjadi tawanan Amerika yang alih-alih bersaksi, tetapi justru menceritakan kebaikan Peggy Covell, yang memperlakukannya dan sesama tahanan dengan sangat baik meskipun tentara Jepang telah membunuh orang tuanya yang menjadi misionaris di Filipina. Kemudian dengan traktat sederhana yang ia terima di Stasiun Shibuya, dia membaca kesaksian Jacob DeShazer, seorang tentara Amerika yang berbagi kisah tentang menemukan imannya dalam Kristus di kamp Jepang. Tersentuh oleh kesaksian ini, Fuchida membaca lebih lanjut tentang Injil, lalu bertobat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan mendirikan Captain Fuchida Evangelistical Association serta mengenai kesaksiannya dituang dalam otobiografinya yang berjudul From Pearl Harbor to Calvary.  

Kisah ini, kata Pdt. Antonius Un, adalah kesaksian bahwa ada cahaya terang yang bersinar dalam hati orang yang percaya kepada Kristus. Tuhan Yesus berfirman: “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang,” (Wahyu 22:16). Dalam ayat ini, Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai “bintang timur yang gilang-gemilang,” mengingatkan kita pada kesaksian orang-orang majus yang melihat bintang-Nya di Timur saat kelahiran-Nya. Istilah “bintang timur” juga muncul dalam Yesaya 14:12, di mana setan mencoba meniru Tuhan Yesus dengan menawarkan kebahagiaan dan kebebasan yang palsu kepada manusia. Alkitab menegaskan adanya yang asli dan yang palsu. Maka, dalam kitab Wahyu kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus adalah bintang timur yang “gilang-gemilang”, yang datang membawa cahaya kebenaran dan kasih, menandai munculnya hari yang baru, zaman yang baru dan penuh terang.

Pdt. Antonius Un melanjutkan renungan ini dengan memberi 4 poin penting yang menjadi tugas kita sebagai gereja:

1. Merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus

Mengutip Yohanes 12:23-24 “Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah,” kita diingatkan bahwa pemuliaan Yesus merupakan satu rangkaian peristiwa yang dimulai dari penderitaan-Nya di kayu salib, kemudian kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, hingga kedatangan-Nya kedua kali. Maka, penyaliban Yesus bukan titik kehinaan saja, tetapi juga merupakan titik kemuliaan. Hal ini menuntun kita untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus dan berseru “Apa yang Tuhan kehendaki dalam hidupku? Nyatakanlah kehendak-Mu, sebab saatnya telah tiba Engkau dimuliakan melalui hidupku.”

2. Mentaati Tuhan Yesus

Seperti Yohanes pembaptis yang mengatakan: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali  kasut-Nyapun aku tidak layak.” (Markus 1:7), menuntun  kita untuk memelihara sikap dan perasaan bahwa kita tidak layak bahkan pada hal-hal kecil dan sederhana yang kita kerjakan sebagai pelayanan di gereja ini.Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yohanes 3:30) mengingatkan kita untuk taat secara total kepada Tuhan Yesus. Kita perlu bertanya, “Apakah Kristus makin besar dalam gereja ini? Apakah kekuasaan Kristus dalam hidup kita semakin besar atau semakin kecil?” Memuliakan Yesus berarti makin taat kepada-Nya, kekuasaan-Nya semakin besar dalam gereja dan dalam hidup kita.

3. Merayakan dengan sukacita kemuliaan Tuhan Yesus

Dalam Yohanes 3:29 “Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh,” menegaskan kepada kita bahwa Yohanes pembaptis bersukacita bukan karena dia menjadi pusat perhatian, tetapi karena dia melihat Tuhan Yesus, Sang mempelai laki-laki, dipermuliakan. Sebagai tubuh Kristus, kita perlu belajar mengembangkan hati yang besar untuk bersama-sama merayakan kemuliaan Tuhan Yesus melalui pelayanan orang lain yang mengalami pertumbuhan rohani dan cinta yang mendalam kepada Kristus.

4. Memberitakan Injil bahwa Yesus adalah bintang timur yang gilang-gemilang.

Menutup khobah ini, Pdt. Antonius Un mengingatkan sekali lagi setiap jemaat untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus dan meminta supaya melalui hidup kita Tuhan menyatakan kehendak-Nya untuk kita taati dan bersedia memberitakan Injil supaya cahaya kebenaran dan kasih Tuhan bersinar dalam hati orang yang belum percaya, Inilah tugas setiap kita, sebagai tubuh Kristus, sebagai gereja.

Ibadah ini juga diisi dengan persembahan pujian dari Paduan Suara GRII Kebon Jeruk yang menyanyikan lagu berjudul Te Deum, sebuah pujian yang digubah oleh W. A Mozart. Acara perayaan ini dilanjutkan dengan pemutaran klip yang menayangkan perjalanan dan kegiatan dari GRII Kebon Jeruk selama 15 tahun, kemudian dilanjutkan dengan acara tiup lilin dan pemotongan kue yang juga disaksikan oleh perwakilan anak sekolah minggu. Setelah seluruh rangkaian acara selesai, kebaktian syukur ini ditutup dengan doxology dan doa berkat oleh Pdt. Antonius Un. Setelah itu, jemaat diarahkan untuk makan bersama di lantai 1 dan di halaman gereja.

Terpujilah Tuhan kita, Allah Tritunggal yang masih berkenan memelihara gereja-Nya. Kita bersyukur atas kehadiran dan penyertaan Tuhan bagi gereja ini sejak pertama kali dimulai pada Agustus 2009 hingga saat ini. Dan, kita pun patut bersyukur karena Tuhan menghadirkan kita di gereja ini. Satu tahun usia yang Tuhan tambahkan bukan hanya menjadi momen untuk menantikan penyertaan Tuhan ke depan, tetapi juga sebuah pengingat bahwa di belakang, Tuhan sudah menyertai dengan begitu indah dan begitu limpah. Perayaan ini bukan hanya merayakan kebaikan Tuhan, tetapi juga merayakan Kristus itu sendiri.

Sebagai komunitas kebenaran dan kasih, melalui firman yang disampaikan kepada kita dalam ibadah ini, kita dipanggil untuk menghayati kehidupan yang merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus, mentaati-Nya secara total, bersukacita merayakan kemuliaan-Nya, serta memberitakan Injil tentang Kristus sebagai bintang timur yang gilang-gemilang sehingga nyata dalam kehidupan kita sebagai gereja, setiap waktu, di mana pun dan dalam situasi apapun, Kristus semakin besar dan kita semakin kecil.

Kristus kasihanilah kami, Kristus kasihanilah gereja-Mu, Amin.

______________________________________________________________________

Cuplikan khotbah pada ibadah ini dapat disaksikan di channel youtube GRII Kebon Jeruk: