Truth and Love News

Kebersamaan Remaja Pemuda 2024

Dkn William Tan

Remaja dan Pemuda GRII Kebon Jeruk mengadakan acara kebersamaan pada Senin 8 April 2024 di GRII Kebon Jeruk dan dilanjutkan di Dufan Ancol. Acara ini bertujuan untuk membangun persekutuan yang lebih erat antar remaja, antar pemuda dan juga antara remaja dan pemuda. Berharap agar remaja dan pemuda dapat menemukan komunitas mereka dalam gereja Tuhan.

Pada mulanya, ide acara kebersamaan ini berasal dari Tim Pengurus PA Remaja di akhir Februari 2024. Para remaja mengajukan Dufan sebagai usulan lokasi acara. Badan Pengurus Jemaat menyambut baik ide ini dan menyarankan agar acara ini dilakukan juga untuk Pemuda. Maka acara kebersamaan ini menjadi acara kebersamaan Remaja dan Pemuda.

Tanggal pelaksanaan acara pada 8 April dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu masa ujian remaja telah selesai, hari pertama dimulainya cuti bersama lebaran, masih dalam masa puasa. Diharapkan pada tanggal tersebut, banyak remaja dan pemuda yang dapat ikut dalam acara dan situasi Dufan masih cukup sepi.

Setelah masa pendaftaran dibuka, 107 orang mendaftar. Jumlah remaja dan pemuda yang mendaftar cukup berimbang. Beberapa Pengajar PA Remaja dan mantan pemuda juga bergabung dalam acara ini. Vikaris Joshua Siwalette sebagai Pembina PA Remaja dan PA Pemuda juga turut serta.

Pagi-pagi di hari pelaksanaan, para peserta datang berkumpul di GRII Kebon Jeruk. Ada sebagian peserta datang sangat pagi karena antusiasme yang besar. Antusiasme ini membuat takjub para orang tua. Salah satu orang tua memberi kesaksian, “Berbeda dengan hari biasa ke sekolah, kali ini saya yang diminta cepat-cepat oleh anak saya. Biasanya saya yang meminta dia cepat-cepat di pagi hari.”

Setelah pendaftaran dan snack pagi, acara dimulai dengan renungan yang dibawakan oleh Vikaris Joshua. Tema yang diangkat adalah mengenai konsep diri dan persahabatan. Renungan ini mengajarkan remaja dan pemuda tentang nilai diri yang sejati, penerimaan sosial dan persahabatan yang sejati.

Acara dilanjutkan dengan games untuk membangun kebersamaan para peserta. Panitia membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil berisi orang-orang yang beraneka ragam agar para remaja dan pemuda dapat mengenal lebih dalam satu sama lain. Banyak remaja dan pemuda yang sebelumnya tidak saling mengenal, akhirnya berkenalan melalui kelompok ini. Senyum dan tawa terlihat di mana-mana sepanjang sesi games ini.

Menjelang jam 10, rombongan berangkat ke Dufan menggunakan dua buah bus. Bersyukur untuk adanya rekan-rekan di bagian Transportasi (bagian dari Tim Humas) yang membantu pengadaan bus ini. Perjalanan yang singkat di dalam bus juga diisi dengan games untuk melanjutkan keseruan.

Ketika tiba di Dufan, para peserta dikejutkan dengan antrian masuk yang panjang. Lebih sepi dari hari libur biasa karena masih masa puasa, tetapi masih cukup ramai. Bersyukur panitia telah membeli tiket rombongan satu pekan sebelumnya. Dengan status tiket rombongan, maka peserta mendapatkan jalur antrian yang lebih singkat dan diprioritaskan oleh para staff Dufan.

Di dalam Dufan, peserta berpencar dalam kelompok-kelompok kecil yang sama seperti saat games kebersamaan di gereja. Kelompok-kelompok ini dapat memilih wahana mana yang hendak dimainkan secara bebas. Komposisi anggota kelompok yang beragam mendorong para peserta berdiskusi dan mempertimbangkan pendapat temannya. Ada wahana yang cukup santai, ada yang menegangkan dan beberapa lainnya sangat menegangkan.

Sebagian kelompok sudah mempunyai wahana yang ditargetkan, sebagian lainnya masih perlu melihat-lihat untuk menentukan wahana yang hendak dimainkan. Bahkan sudah ada beberapa remaja dan pemuda yang melakukan research terlebih dahulu secara online sebelum hari H.

Sesi permainan terasa berlalu dengan cepat. Yang menghentikan sesi permainan awal adalah rasa lapar yang juga muncul dengan cepat. Kelompok demi kelompok berkumpul di lokasi makan yang telah ditentukan. Menu siang hari itu adalah paket nasi dengan fried chicken dari salah satu fast food chain di Indonesia. Meskipun para remaja dan pemuda sudah cukup kenal dengan rasa fried chicken tersebut, tetapi beberapa orang melahapnya sambil berkomentar bahwa itu fried chicken paling lezat yang pernah dinikmati. Itu membuktikan bahwa kenikmatan makanan ditentukan oleh siapa yang makan bersama kita dan tingkat rasa lapar perut kita. Suasana makan siang itu sangat berharga. Peserta remaja dan pemuda berbaur, makan bersama, mengobrol dan penuh dengan suasana santai nan akrab.

Dengan perut yang terisi penuh dan keakraban yang semakin terjalin, para peserta bersiap untuk melanjutkan acara kebersamaan hari itu. Antrian wahana yang cukup panjang tidak mengurangi antusiasme remaja dan pemuda untuk memainkan wahana yang dipilih. Ternyata, antrian juga menjadi moment kebersamaan bagi kelompok yang mengantri. Wahana Halilintar, Kereta Misteri, Hysteria, Kora-kora, Tornado, Baling-baling sangat menarik perhatian remaja dan pemuda. Sebaliknya, para pengajar PA remaja menghindari wahana tersebut.

Ketika petang, para peserta diminta berkumpul di depan wahana baling-baling untuk persiapan pulang. Sambil menunggu kelompok-kelompok berdatangan, para peserta menaiki wahana baling-baling. Wahana ini sangat memacu detak jantung dan adrenaline. Melihat teman-temannya menaiki wahana baling-baling, maka semakin banyak peserta lain yang tertantang untuk ikut menaiki wahana tersebut.

Akhirnya perjalanan pulang dimulai. Perut-perut yang kosong diisi kembali dengan makan malam di dalam bus. Pengurus dan para pengajar berharap hati para remaja dan pemuda juga diisi ingatan manis kebersamaan hari itu.

Bersyukur untuk penyertaan Tuhan sehingga acara ini dapat terlaksana dengan baik. Bersyukur kepada Tuhan untuk banyaknya remaja dan pemuda yang ikut dalam acara ini.

Ada satu kalimat yang mungkin dapat merangkum hari itu. Kerinduan yang dirasakan bersama oleh remaja, pemuda maupun para pengurus. Satu kalimat tanya dari seorang remaja, “Laoshi, kapan kita ada acara kebersamaan lagi?”